2 DOSEN UNTAG SURABAYA BANTU UMKM BATIK TULIS

 

Sumber Foto: Dok.Humas Untag Sby
KABAR UNTA

Tia Batik merupakan satu dari sekian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang kain batik tulis. Meski telah beroperasi sejak 20 tahun lalu dan melibatkan 50 orang mitra, Tia Batik yang bertempat di Kecamatan Tanjungbumi, Bangkalan ini kerap menghadapi permasalahan produksi dan pemasaran. Permasalahan tersebut menarik perhatian 2 dosen Untag Surabaya yakni Dr. Nanis Susanti, M.M. sebagai ketua dan Ir. Joko Santoso, M.T. untuk melakukan Pengabdian Masyarakat dengan hibah dari Kemenristekdikti.

Dr. Nanis Susanti, M.M., mengatakan, data kapasitas produksi tersebut memberi gambaran secara kuantitatif dalam satu bulan rata-rata mitra kerja hanya menghasilkan 6 sampai 10 lembar kain. “Hal ini bisa dipahami karena membatik adalah pekerjaan seni yang tidak bisa dilakukan secara massa” ungkapnya. Dosen Prodi Manajemen ini memaparkan, “Pada aspek produksi kapasitas produksi rendah karena peralatan sangat terbatas dan kurang layak. Selain itu, jangkauan pemasaran masih terbatas.”

Pemilik Tia Batik-Hoiriyah mengaku, rangka kayu sederhana berlapis lembaran karet tidak mendukung efisiensi proses pewarnaan. “Meja lama yang terbuat dari karet terlalu dangkal, sehingga resiko pewarna tumpah dan gerak tangan tidak leluasa karena harus mempertahankan agar pewarna tidak tumpah” tuturnya. Tak hanya itu, kelangkaan kayu bakar menjadikan Tia Batik membutuhkan penggantian tungku kayu dengan tungku gas LPG.

“Dengan menggunakan alat ini (hibah Meja Pewarnaan dari dosen Untag Surabaya), asap yang dikeluarkan tidak terlalu banyak sehingga tidak membuat mata perih, kemudian malam yang berada di canting tidak cepat membeku karena ada panas dari listrik, alat ini juga mempercepat proses 3 kali lipat dari alat yang lama” ungkap Hoiriyah. Pun permasalahan pemasaran diselesaikan dengan menerapkan Web Toko Online.

Lebih lanjut Nanis sebagai ketua tim pengusul menyebutkan bahwa timnya turut Tia Batik untuk mendaftarkan Hak Cipta pada 1 lembar desain kain batik bermotif bulu ayam. “Batik merupakan produk karya seni bernilai tinggi dan unik, apalagi Batik Motif Bulu Ayam dari Tia Batik ini sangat potensial untuk didaftarkan hak ciptanya,” katanya. Dia berharap setiap ciri khas karya pengrajin batik tulis harus diunggulkan agar tercipta suasana persaingan usaha yang sehat dan tidak saling menjiplak desain dan motif. (um)

http://www.untag-sby.ac.id/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM, DOSEN TEKNIK INDUSTRI DAPATKAN HIBAH DRPM